Menu Blog

Rabu, 22 Januari 2014

Makalah Pertanian Tradisional

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Menurut Sanganatan (1989) bahwa Istilah umum “pertanian” berarti kegiatan menanami tanah dengan tanaman yang nantinya menghasilkan suatu yang dapat dipanen, dan kegiatan pertanian merupakan campur tangan manusia terhadap tetumbuhan asli dan daur hidupnya. Dalam pertanian modern campur tangan ini semakin jauh dalam bentuk masukan bahan kimia pertanian, termasuk: pupuk kimia, pestisida dan bahan pembenah tanah lainnya. Bahan-bahan tersebut mempunyai peranan yang cukup besar dalam meningkatkan produksi tanaman. Akan tetapi dua istilah “pertanian alami” dan “pertanian organik” kita kaji lebih mendalam, maka pengertiannya akan berbeda.
Istilah yang pertama “pertanian alami” mengisyaratkan kukuatan alam mampu mengatur pertumbuhan tanaman, sedang campur tangan manusia tidak diperlukan sama sekali. Istilah yang kedua “pertanian organik” campur tangan manusia lebih insentif untuk memanfaatkan lahan dan berusaha meningkatkan hasil berdasarkan prinsip daur-ulang yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi setempat (Sutanto, 1997).
Pertanian adalah salah satu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Ada anggapan bahwa asal mula pertanian di dunia dimulai dari asiatenggara. Awal kegiatan pertanian terjadi ketika manusia mulai mengambil paneranan dalam proses kegiatan tanaman dan hewan serta pengaturannya untuk memenuhi kebutuhan. Tingkat kemajuan pertanian mulai dari pengumpulan da pemburu, pertanian primitive, pertanian tradisional, dan pertanian modern (Admin UPI, 2012).
Sedangkan menurut Banoewidjojo (1983) pertanian dalam arti luas yaitu semua kegiatan usaha dalam reproduksi fauna dan flora tersebut, yang dibedakan ke dalam 5 sektor, masing-masing pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Dalam arti sempit yaitu khusus pertanian rakyat.
Pertanian merupakan bagian agroekosistem yang tak terpisahkan dengan subsistem kesehatan dan lingkungan alam, manusia dan budaya saling mengait dalam suatu proses produksi untuk kelangsungan hidup bersama (Karwan A. Salikin).
Pertanian sebagai mata pencaharian utama dalam kehidupan manusia di beberapa bagian dunia telah mengalami proses perkembangan yang cukup panjang dalam sejarah kebudayaan manusia yang sejalan dengan perkembanga pengetahuan manusia tentang jenis-jenis tanaman dan cara menanamnya. Awalnya, usaha manusia demi mempertahankan hidup yaitu dengan mengumpulkan hasil bumi serta dengan berburu hewan disekitar lingkungan mereka. Kegiatan tersebut dikenal dengan “berburu dan meramu”. Seiring dengan perkembangan zaman, muncullah kegiatan bercocok tanam di ladang. Perubahan tersebut membawa perubahan dalam perkembangan kebudayaan manusia. Sehubungan dengan ini, saya selaku penulis mencoba untuk membahas secara singkat tentang sejarah perkembangan pertanian.

B.     Tujuan
Tujuan penulisan makalah  ini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui pengertian pertanian tradisional
2.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pertanian tradisional

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Klasifikasi Lahan Pada Sistem Pertanian Tradisional
Petani Malaysia membeda-bedakan tanah yang manis, netral atau masam untuk dirasakan (menunjukkan pH tanah). Petani yang sama menggunakan semak keduduk (Melastoma) sebagai inidikator dari seberapa banyak alumunium pada tanah, pohon bakan (Hanguana) sebagai indicator asam pada tanah dengan keadaan air yang statis, dan rumput Imperata, semak beri keriang (Ploiarium), dan pohon cashew sebagai indicator kesuburan tanah. Klasifikasi tanah tradisional di Jawa biasanya berdasarkan warna, tekstur, dan kandungan air tanah. Petani Sunda mengekspresikan tekstur tanah dalam masa kandungan batu, kandungan pasir, dan keteguhannya. Tanah gelap atau hitam disimpulkan lebih subur dibandingkan dengan tanah merah, dan tanah yang berwarna cerah memilihi kesuburan sedang hingga tinggi. Warna tanah penting dalam system rotasi tahunan dan musiman ntuk mengindikasi apakah lahan tersebut siap untuk bagian lahan tanaman dalam siklus. Jika tanah di bamboo talun gelap, petani mengasumsikan bahwa lahan tersebut sudah siap diolah. Warna gelap pada tanah mungkin menunjukan naiknya bahan organic tanah selama fase bamboo di dalam siklus.

B.     Pengertian Sistem Pertanian Tradisional
Sistem pertanian tradisional adalah sistem pertanian yang masih bersifat ekstensif dan tidak  memaksimalkan input yang ada. Sistem pertanian tradisional salah satu contohnya adalah sistem  ladang berpindah. Sistem  ladang berpindah telah tidak sejalan lagi dengan  kebutuhan  lahan yang  semakin meningkat akibat bertambahnya penduduk.
Pertanian tradisional bersifat tak menentu. Keadaan ini bisa dibuktikan dengan kenyataan bahwa manusia seolah-olah hidup di atas tonggak. Pada daerah-daerah yang lahan pertaniannya sempitdan penanaman hanya tergantung pada curah hujan yang tak dapat dipastikan, produk rata-rata akan menjadi sangat rendah, dan dalam keadaan tahun-tahun yang buruk, para petani dan keluarganya akan mengalami bahaya kelaparan yang sangat mencekam. Dalam keadaan yang demikian, kekuatan motivasi utama dalam kehidupan para petani ini barangkali bukanlah meningkatkan penghasilan, tetapi berusaha untuk  bisa mempertahankan kehidupan keluarganya.
Pada Pertanian tradisional biasanya lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup para petani dan tidak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi petani, sehingga hasil keuntungan petani dari hasil pertanian tradisional  tidak tinggi , bahkan ada yang sama sekali tidak ada dalam hasil produksi pertanian.
Sebenarnya pertanian tradisional merupakan pertanian yang akrab lingkungan karena tidak memakai pestisida. Akan tetapi produksinya tidak mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus bertambah. Untuk mengimbangi kebutuhan pangan tersbut, perlu diupayakan peningkatan produksi yang kemudian berkembang sistem pertanian konvensional (Pracaya, 2007).
Dalam pertanian tradisional, produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu atau dua macam tanaman saja (biasanya jagung atau padi) yang merupakan sumber pokok bahan makanan. Produksi dan produktivitas rendah karena hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana (teknologi yang dipakai rendah). Penanaman atau penggunaan modal hanya sedikit sekali, sedangkan tanah dan tenaga kerja manusia merupakan faktor produksi yang dominan.
Pada tahap ini hukum penurunan hasil (law of diminshing return) berlaku karena terlampau banyak tenaga kerja yang pindah bekerja di lahan pertanian yang sempit. Kegagalan panen karena hujan dan banjir, atau kurang suburnya tanah, tindakan pemerasan oleh oara rentenir merupakan hal yang sangat ditakuti para petani.

BAB III
PEMBAHASAN

A.     Pertanian Tradisional Berdasarkan Fungsi Dasar Ekonomi
Dalam pertanian tradisional biasanya menggunakan prinsip yang mana pertaniaan tradisional hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya sekarang, misalnya pada masyarakat bercocok tanam tanaman padi yang mana hasil padi yang telah di produksi dan diolah menjadi beras kemudian di konsumsi oleh keluarganya, sehingga terus berjalan kelangsungan hidupnya.
Kemudian ciri dari pertanian tradisional yaitu masih berpaku dan berharap pada alam yang mana ketika masyakrakat menanam suatu tanaman dengan pertanain tradisional maka hasilnya akan tergantung pada proses alam.
Pada sistem pertanian terdapat beberapa evaluasi terhadap aspek ekonomi. Pertanian tradisional jika dilihat dari aspek ekonomi antara lain:
1.      Penggunaan teknologi yang belum berkembang.
Dalam hal ini biasanya pada pertanian tradisional menggunakan alat atau teknologi yang masih rendah atau belum berkembang.Yang mana hal ini dapat memperlambat hasil yang di produksi dan akan membuang waktu dlaam proses bercocok tanam. Misalnya pada sistem tradisional masyarakat untuk membajak sawah masih menggunakan kerbau hal ini masih kurang efisiensi dalam pemanfaatan waktu dan tenaga.Akan tetapi dari sektor ekonominya lebih rendah dan minim pengularan untuk mengelolah lahan untuk menghasilkan produk.
2.      Tenaga kerja yang masih banyak di gunakan
Untuk pertanian tradisional biasanya diguanakan lebih banyak dalam menggelolah lahan pertanian untuk menghasilkan produksi. hal ini dikarenakan masih minimnya teknologi yang ada sehingga pelaksanaan menggunakan SDM (sumber daya manusia) yang ada. Sebagai contoh dalam hal panen tanaman tebu yang mana digunakan tenaga kerja manusia dalam proses penebangan,kemudian contoh lain proses perontokan helai padi yang masih menggunakan tenaga manusia untuk melakukan walaupun saat ini mulai ada teknologi yang membantu merontokan helai padi. Hal ini mencerminkan bahwa pertanian tradisional masih tergantung dengan Sumber Tenaga Manusia yang ada,akan tetapi dari sektor ekonominya lebih murah.
3.      Modal yang dipakai masih sedikit
Dalam hal ini modal dalam pengelolahan produksi pertanian masih sedikit karena kebutuhan yang dibuat tidak terlalu membutuhkan modal lebih .Biasanya juga hanya butuh modal untuk pembayaran tenaga kerja dan lain-lain yang rata-rata minim.
4.      Hasil produksi yang masih kurang terjangkau
Dalam pertanian tradisional sering hasil yang di produksi hanya sebatas untuk di konsumsi keluarga maupun masyarakat golongan.Hal ini dikarenakan masih minimnya cara budidaya tanaman sehingga produk yang dihasilkan masih rendah.

B.     Pertanian Tradisional Berdasarkan Fungsi Dasar Ekologi
Dalam pertanian tradisional untuk mengolah hasil produk pertanian masih tergantung dengan alam/ekologi sekitar. Dikarenakan dalam proses pertanian tradisional produknya hanya untuk memeunhi konsumsi petaninya,bukan untuk mencari keuntungan besar.
Adapun dampak positif yang terjadi dari pertanian tradisional yaitu:
1.      Pelestarian alam yang masih terjamin dan terus berkembang.
Yang mana pelestarian alam terus berjalan karena proses ini berjalan dan akan bisa memproduksi dengan rata-rata konstan untuk musim-musim kedepannya.
2.      Tidak adanya kerusakan ataupun pencemaran yang terjadi .
Proses pertanian tradisional terjadi tampa adaya perusakan ekosistem yang ada sekitar maupun tampa pencemaran yang bisa mengakibatkan penurunan hasil produktivitas pengolahan pertanian.

C.      Pertanian Tradisional Berdasarkan Fungsi Dasar Sosial
Dalam pertanian tradisional terjadi hubungan yang erat antar sesama dikarenakan dalam proses pertanian tradisional menjunjung tinggi tolong menolong dan gotong royong, apalagi dengan sistem tradisional yang menyebakan antar petani salaing membutuhkan dan membantu untuk menghasilkan produktivitas pertanian yang telah di olah.

D.     Kelebihan Dan Kekurangan Pertanian Tradisional
1.      Kelebihan
Kelebihan pertanian tradisional yaitu :
a.       Lebih ramah lingkungan
b.      Dapat melestarikan budaya asli pedesaan yang umumnya sering berkaitan dengan ritual dalam pertanian
2.      Kelemahan
Kelemahan pertanian tradisional yaitu :
1.      Membutuhkan tenaga kerja yang banyak
2.      Sangat tergantung pada iklim.
3.      Selalu berpindah-pindah tempat budidaya tanaman

BAB IV
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Sistem pertanian tradisional adalah sistem pertanian yang masih bersifat ekstensif dan tidak  memaksimalkan input yang ada. Sistem pertanian tradisional salah satu contohnya adalah sistem  ladang berpindah. Sistem  ladang berpindah telah tidak sejalan lagi dengan  kebutuhan  lahan yang  semakin meningkat akibat bertambahnya penduduk.
Pada sistem pertanian tradisional terdapat beberapa evaluasi terhadap aspek ekonomi. Pertanian tradisional jika dilihat dari aspek ekonomi antara lain:
1.      Penggunaan teknologi yang belum berkembang.
2.      Tenaga kerja yang masih banyak di gunakan
3.      Modal yang dipakai masih sedikit
4.      Hasil produksi yang masih kurang terjangkau
Adapun dampak positif yang terjadi dari pertanian tradisional yaitu:
1.      Pelestarian alam yang masih terjamin dan terus berkembang.
2.      Tidak adanya kerusakan ataupun pencemaran yang terjadi.

B.     Saran
Dalam penulisan makalah pertanian tradisional masih memiliki banyak kekurangan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat membantu bagi yang membutuhkannya. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Sekian dan terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar